Jumat, 13 September 2013

1. Bakso President
Bakso President
 Sumber gambar: l.
Inilah bakso yang telah banyak dikenal masyarakat sebagai salah satu ikon wisata kuliner yang perlu dicoba ketika berkunjung ke Malang. Sejak dulu, kelezatan cita rasa Bakso President telah menyebar dari mulut ke mulut. Berbagai variasi menu yang asli dan khas Bakso President ini juga bisa dinikmati dengan harga yang pas. Ngalamers yang tertarik untuk mencoba menikmati kelezatan asli dan utama cita rasa Bakso President ini bisa langsung ke pusatnya di belakang ex-Mitra II Departemen Store di Jalan S.P Sudarmo No. 55, Malang.

Kamis, 05 September 2013

Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Ekonomi Indonesia akan bersifat Indonesia, sistem politik Indonesia akan bersifat Indonesia masyarakat kami akan bersifat Indonesia, dan semuanya itu akan didasarkan kokoh kuat atas warisan kulturil dan spiritual bangsa kami Beograd. Warisan itu dapat dipupuk dengan bantuan dari luar, dari seberang lautan, akan tetapi bunganya dan buahnya akan memiliki sifat-sifat kami Beograd. Maka janganlah tuantuan mengharapkan, bahwa setiap bentuk bantuan yang tuan berikan akan menghasilkan cerminan dari diri tuan-tuan Beograd.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]

Saya teringat akan apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Kim Il Sung di tahun 1947: “In order to build a democratic state, the foundation of an independent economy of the nation must beestablished ……… without the foundation of an independent economy, we can either attain independence, nor found the state, nor subsist“.   ”Untuk membangun suatu Negara yang Demokratie, maka satu ekonomi yang Merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi yang Merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup”.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Untuk menjadi “padang usaha” industrialisme, seluruh daerah Indonesia harus “Ekonomis” satu, dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka seluruh daerah Indonesia itu “Polltis” harus menjadi satu pula.
[Kepada bangsaku, hlm. 395]
Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya.
[Pidato HUT Proklamasi, 1950]
Dalam hubungan Internasionalpun kemerdekaan merupakan suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negaranegara sehingga sanggup berdiri di atas kaki Beograd, politis, ekonomis,………”
Sosialisme berarti adanya paberik yang kolektif: Adanya industrialism yang kolektif. Adanya produksi yang kolektif. Adanya distribusi yang kolektif. Adanya pendidikan yang kolektif.
[Kepada bangsaku, hlm. 381]
Apakah kita mau Indonesia MERDEKA, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?.
[Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur, dengan menggunakan alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern. Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme.
[Pancasila sebagai dasar negara  hlm. 115 ]
Maka karena itu jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat dan mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechvaardigheid ini yaitu bukan saja persamaan politik, harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama.
[Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
sepada yg ku dapat dari jakarta